Menghadapi Perilaku kaum muda-mudi kota yang berkembang
TERIK matahari mulai memudarkan rasa panasnya, sore sekitar jam 16.00 WIB, weekend seperti biasa kalau ga jalan sama yang tersayang aku sempetin diri tuk berkunjung di cafe-cafe kecil, kota semarang, meski sendirian layaknya journalist yang mencara bahan sebagai acuan tulisan –halah.. tapi dengan kesendirian itu justru banyak melihat kegiatan-kegiatan klasikan dan sosial masyarakat remaja kota dan membuat otak kananku berkerja mencarai apa dan mengapa..
Mulai dari pinggir jalan, nasi kucing (nama tempat makan kecil di pinggir jalan), teras depan gedung-gedung besar, cafe-cafe kecil hingga diskotik dijadikan tempat kongkow.
Sore itu aku sempatkan ke sebuah warnet terkemuka di kota semarang yang tepatnya di daerah Simpang Lima, bertemu dengan temen lama hingga ngobrol dari yang ebrmutu hingga tak bermutu sama sekali… larut dalam obrolan itu aku dan temanku itu sedikit membahas tentang film indie karena kebetulan temenku itu suka banget bikin film indie dan ikut dalam komunitas film indie di Jakarta….. so whateverlah…
Sedikit ku menengguk softdrink yang aku pesan, di meja sebelah kananku termenung seorang gadis yang cantik dan mungkin menunggu temennya sembari sedikit melamun atau memikirkan sebuah masa depan, ke dua jarinya menghimpit satu batang rokok alusan, sedikit-demi sedikit dia menghisap dan menikmati betul rasa rokok itu yang mungkin tercampur dengan bahan-bahan aroma buah hingga ada kenikmatan tersendiri baginya. Seakan perokok sejati jarinya pun memainkan sebatang rokok itu dan upsss… batuk dan terjatuh pula rokok tersebut di bawah meja, dengan mata melirik kana-kiri dia mengambil perlahan.. Terbesit sedikit tanya di benakku apakah dia sedang belajar merokok, minum, dan atau nakal yang berlebihan hingga drug, free sex (semoga jangan).
Seperti orang baru belajar kurasa dari pengelihatanku ini benar, dia mungkin hanya sedikit ingin menikmati dan merasakan kenakalan remaja. Sebuah kaleng minuman berakhohol pun ditenggaknya menghilangkan rasa sepi karena mungkin lama menunggu. Sedikit menyilangkan kaki untuk kenyamanan dukuknya, gadis berparas manis itu menerima pesan singkat dan mungkin sekalian ngebales pesan tersebut.
Senyuman demi senyuman dia arahkan padaku… kerena malu atau memang menggoda aku juga tidak tau dan akupun tetep cuek dang a mau tau
Lima belas menit kemudian teman lamaku mulai beranjak pergi karena ada janji pekerjaan yang belum terselesaikan, Akhirnya lepas juga dari pembicaraan yang aku sedikit diskonek (tentang film indie) coz aku kurang begitu paham tetang dunianya.
Aku pun masih tertantang untuk mengetahui sosok wanita berparas cantik di sebelahku tadi dan ternyata dia sudah ada teman ngobrol yang mungkin sudah ditungunya sejak sore tadi… Dari paras dan sosoknya aku melihat mereka masih berumur belasan tahun dan awal-awalnya ingin menikmati dunia malam, dari balutan pakaian yang dikenakan pun sudah yang terbuka dan sexy hingga mataku pun ingin selalu meliriknya, hisapan demi hisapan rokok yang mungkin sudah 4 batang dia hisap sembari sesekali meneguk minuman keras membuat malam itu semakin menarik.
Hai….. sapaan seorang teman yang tidak sengaja melihatku sendirian di café tersebut, salah satu wartawan media di Semarang juga, aku dan dia akhirnya mengakhiri sebuah fenomena ABG tersebut dengan berkenalan dengan ke dua cewe manis tersebut….
Sebut saja dewi dan intan, benar kataku, mereka berumur 16 tahun sekolah di salah satu SMU swasta terkenal di Kota semarang dan masih kelas 1.
Bergaya seperti anak pers aku mencoba membuka siapa dan mengapa dia disitu… cerita demi cerita dan perkenalan kami ternyata kebanyakan fenomena cewe-cewek ABG berkecimbung dalam area smoking, free sex, drug itu semua kerena kebanyakan merasa ingin tau dan merasakan, terkekang, bloken heart, dan mungkin broken home yang sering mereka alami hingga ingin merasa bebas dan ga terikat pada komitmen apapun termasuk dengan pacar.
Istilah TTM/HTS/Pacar gelap/Sephia yang kini juga merebak sebenernya udah ada sejak lama hanya saja perubahan jaman yang selalu menjadikan istilah tersebut semakin baru dan makin di minati para kalangan muda-mudi ini. Tak jauh dari masalah itu free sex, drug, dll yang sifatnya kenikmatan dunia gemerlap malam hari para ABG sekarang makin tidak terkontrol coz dari keterangan dewi dan intan mereka cenderung berani dan enjoy aja dengan hal itu, semisal saja mereka mabok atau nge-sex mereka juga fun saja, bahkan sayapun ditawari mereka kencan gratis.
Tubuh segar putih yang berbalut kaos kuning ketat dan rok bawahan pendek dengan kaki tersingkap mereka mulai dekat denganku dan temanku hingga kami saling tukar contact person untuk berbagi pengalaman yang mungkin lebih gila.
Cerita demi cerita kulalui hingga larut malam dan berhujung one nite stand tapi hanya sekedar berbagi pengalaman dalam cerita bukan kencan sesunggunya, sembari menikmatai music café di dekat salah satu SMU Negeri terkemuka di Semarang kami sedikit melupakan cerita-cerita perkenalan kita sore itu.
Hingga sekitar jam 02.00 WIB dini hari kami berakhir di sebuah warung bubur kacang hijau di daerah kampus negeri terkenal kota semarang…keakraban kamipun dimulai saat itu dan akupun mengantarkan ke dua gadis itu ke sebuah rumah kost yang ternyata bebas dan kelas VIP juga ..
Yach… untuk seterusnya……….aku sambung di cerita minggu depan
Karena kami belum tahu apakah masih ketemua atau tidak, jalani saja dengan sebuah tali silahturahmi ….
Dunia-dunia…. Seperti inikah kawula muda kota besar dan berkembang, kemajuan teknologi dan kebebasan aktifitas yang kini bisa didapatkan dengan mudah bukan membuat generasi makin pintar dan beriman tapi malah membuat akses kebebasan apresiasi negative coba-coba dan ingin tau semakin di gali dan parahnya bukan hanya dikenal tapi juga makin dinikmati.
Bagaimana perilaku remaja 20 hingga 30 tahun mendatang?
or malah udah kiamat kali yach...
Posting Komentar
Jangan Bengong Aja Silahkan Berkomen disini..