7.22.2009

Penghuni kamar 1808 di kamar hotel mewah JW Marriot disebut-sebut bernama Nurhasbi alias Nuri Hadi alias Nur Sahid. Keluarga di Temanggung, Jawa Tengah mengaku telah didatangi anggota kepolisian untuk dimintai keterangan. Muhammad Nasir (60), ayah Nur Sahid, mengaku, sehari setelah ledakan Sabtu, 18 Juli tengah malam didatangi dua aparat kepolisian setempat. Petugas kepolisian itu datang didampingi Kepala Dusun Katekan, Desa Katekan, Kukuh Riyanto dan seorang tokoh masyarakat setempat, Subawandi.

“Mereka menanyakan data keluarga di sini, tetapi tidak ada pemberitahuan resmi dari aparat kalau anak kami terlibat. Saya yakin, dia tidak terlibat,” kata Nasir.

Saat kedatangan anggota polisi itu, Nasir sama sekali tidak diinformasikan terkait bom di JW Marriot dan Ritz Carlton pada Jumat, 17 Juli 2009, yang menewaskan sembilan orang dan melukai 53 lainnya itu.

Ia mengharapkan Nur segera mengkontak keluarga di Temanggung. Nasir yang sehar-hari bekerja sebagai petani itu tinggal di RT01/RW03 Dusun Katekan, Desa Katekan, Kecamatan Ngadirejo, Temanggung, di kawasan timur lereng Gunung Sindoro.

“Empat anak saya tinggal di Temanggung. Yang paling jauh Nur (di Klaten). Tetapi setelah tahun 2001 tidak pulang,” kata Nasir lagi.

Pada saat bom meledak, Hotel JW Marriott tengah berlangsung breakfast meeting yang digelar CastleAsia, perusahaan konsultan terkemuka yang jasanya banyak disewa perusahaan multinasional di sektor pertambangan, minyak, dan keuangan.

Di hotel itu juga tengah berlangsung seminar internasional soal tindak kejahatan pencucian uang yang digelar Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan diikuti peserta dari 15 negara. (TvOne)

Ternyata warga asal Temanggung itu sudah lama tidak pulang ke rumah.

Ternyata warga asal Temanggung, Jawa Tengah itu sudah lama tidak pulang ke rumah orang tuanya. Muhammad Nasir (60), ayah Nur Sahid mengatakan, Nur Sahid merupakan anak ketiga dari enam anaknya itu lahir pada 24 Juli 1974. Sejak tahun 2001, dia tidak pulang ke rumah bersama isteri dan dua anaknya.

Nur menikahi isterinya pada 1999, setelah menjalani pendidikan di sebuah pondok pesantren di Temanggung. Setelah pernikahan itu, lanjut Nasir, dia tinggal di rumah mertuanya di Klaten, Jawa Tengah.

“Sebelum Tahun 2001 dia sering pulang ke rumah. Apalagi ketika Lebaran. Tetapi setelah itu kami tidak tahu,” kata Nasir. Beberapa waktu lalu pernah mencari keberadaan Nur Sahid termasuk menemui pihak besan di Klaten (TvOne)

Seja o primeiro a comentar

Posting Komentar

Jangan Bengong Aja Silahkan Berkomen disini..

Alnect computer Blog Contest

Tukeran Link

Blog Iseng

SETETES HARAPAN ©Template Blogger Green by Dicas Blogger.

TOPO